Gunung Purba

Gunung Nglanggeran merupakan salah satu Gunung yang terdapat di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia. Gunung Nglanggeran adalah gunung api purba berbentuk bongkahan batu raksasa. Selain dapat menyaksikan matahari terbit dan matahari terbenam yang mempesona serta gemerlap Jogja di malam hari, di Puncak Timur Nglanggeran juga terdapat misteri dusun dengan 7 kepala keluarga.
Gunung Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun lalu. Terletak di kawasan karst Baturagung, gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua ini memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya.

Sebelum berangkat kami pun mencari lokasi dari google map (jare wong jogja kok ra ngerti), ya walaupun orang Jogja tapi memang tempat itu belum pernah ada bayangan ke kempat itu. Kami langsung gas lewat Pathuk terus belok kiri nyari desa Langgeran sambil nanya (koyo dora). Sesampai di pemancar TV kami berhenti dulu untuk foto-foto, untuk cuaca sangat mendukung sekali. dari tempat pemancar TV itu sudah keliatan betapa megahnya G. Api Purba Langgeran

Kami langsung melanutkan perjalanan. Walaupun di tempat lain lagi musim kering tapi ternyata di kaki G. Api purba masih melimpah air, sawah pun masih di tanami padi. setlah parkir kami langsung daftar dan istirahat sambil tanya-tanya sama pengelollanya yang tak juga karng taruna desa itu. Mereka menyambut para pendatang  sangat ramah. Kalian juga perlu mencicipi makanan di warung dekat situ yang rasanya sangat mantab kas Deso tenan ng ra ngisin-ngisini, harganya pun jauh dengan kota, pokoe wareg sak pole.

Pemandangan dari atas rest area gunung patuk


Pemancar Televisi








Pemandangan Gunung Api Purba  dari Pemancar TV






Warung dekat pendaftaran, Murah & Enak




Setelah persiapan selesai kami pun mulai nanjak. Jalur menuju puncak sangat beragam jadi dalam perjalanan kami tidak merasa bosan. Pertama kami bertemu dengan Goa yang tidak begitu luas. Langsung tanjakan yang lumayan curam, langsung disambut oleh lorong yang mirip terowongan. Tidak kami sampai di tempat yang agak luas yang sering digunakan buat melihat view sunrise. 

Gak jauh dari situ puncak sudah menanti. sesampai di puncak kami disambut oleh batu besar yang hanya terdapat tangga buat naik keatas. Kurang lebih 2 jam (mlaku nyante) kami sudah bisa sampai puncak. Yang langsung di sambut oleh matahari yang mulai tidur.


Goa




























Puncak








Kami meutuskan naik sore kami berencana ingin bermalam di atas, tapi kami hanya membawa slipping bag, karena kami tidurnya diatas batu jadi tidak perlu tenda, dan hanya beralaskan langit. Malam hari pemandangan luar biasa disuguhkan dari atas gunugn purba. Tapi dari kejauhan terdengar sayu-sayu suara musik campursari dan sangat kas kampung dijawa. Kami memandang kota jogja dimalam hari yang berhiasakan lampu sangat canti sambil menikmati makanan ringan yang kami bawa. Makin malam angin makin kencang kami memustuskan untuk tidur dan berharap besok pagi kami bisa menikmati sunrise.

Mata mulai terbuka, dan seperti orangmandi muka kami penuh air embun (wedus), ternyata pagi ini tidak secerah yang kami harpakan, kabut tebal menyelimuti kami. Setelah foto-foto kami juga bertemu anakanak yang nanjak tadi malam dan berkemah di bawah batu. Selesai berkemas kami keliling puncak gunung purba. Yang sangat disayangkan ternyata pengunjung belum tau arti pentingnya kebersihan karena kami masih mendapati sampah berserakan disa-sini. Mereka tidak tau kalo sekarang gunung itu masih enak untuk di lihat karena bersih, tapi sepuluh tahun kemudian mungkin sudah menjadi gunung sampah yang orang akan tidak berkunjung ketempat itu. Mari kita harus sadar kebersihan kawan.......

























Pagi itu kami langsung melanjutkan perjalanan ke Goa Rancang Kencono yang letaknya tidak jauh dari lokasi Gunugn Purba Langgeran. Ternyata tempat itu sudah lama menjadi tempat wisata tapi saya baru (ra tau update). Goa yang penuh sejarah dan memang fnomenal dengan pohon besar di tengahnnya. Kata fotografer fenomenal Albertu Cahyo U. " Pohon yang tumbuh Besar menjulang ditengah lubang Gua yang diperkirakan berusia 300 Tahun, ini yang menjadi salah satu daya tarik tempat ini selain pernah ditemukan artefak Manusia Purba dan tempat yang sering digunakan untuk berMeditasi!" WOW sangat menarik. Di dalam gua terdapat dinding batu yang menyerupai semacam pintu. Konon katanya siapa yang bisa mengambil kunci bisa dan membuka pintu itu bisa sampai Mekah po Merapi yo (q yo lali faktor U).


Goa Rancang Kencono



Pohon yang katanya berusia 300 tahun


Goa Rancang Kencono dari atas



Tidak jauh dari Goa rancang kencono terdapat air terjun Sri Gethuk, kami pun langsung gas. Tapi mung kurang tepat kami kesana saat itu, karena rame banget terlihat dari parkiran. Setelah bayar karcis kami langsung menyusuri sungai, kami tidak memakai perahu karena harus gantian dan ngantri sangat lama. Kami menyusuri sungai sambil menikmati sawah-sawah yang masih hijau, memang sangat menakjubkan. Tapi sayang mungkin warga disini belum siap untuk mengelola tempat wisata baru, penataan warung yang kurang rapi, juga sampah yang berserakan disana-sini ...HUH, kami jadi agak kecewa. Sesampai di air terjun kami pun sangat heran dengan meluapnya manusia, sampe jalan aja susah juga sampah yang tetap berserakan walaupun sudah disediakan tempat sampah. Mungkin sekarang airnya masaih hijau & bersih tapi kalo begini terus 10 tahun lagi bisa-bisa jadi sungai sampah. Kami tidak terlalu lama di air terjun Sri Gethuk dan tancap menuju kota JOGJA.




Air terjun kecil di belakang warung warga dan diatas sungai.









Air terjun Sri Gethuk



Pemandangan dari bukit patuk




Sambil menunggu sang fotografer handal Albertus Cahyo U. saya bercengkerama dengan salah tukang parkir yang umurnya sudah tidak bisa dibilang tua lagi, tapi semangatnya tetap menggebu. Dia bercerita dari mantan sopir tentara di jaman perang sampai jadi juragan becak tapi tetep sambil jadi tungkang parkir. Tapi saya salut dengan orang ini. Tak lupa kami juga menikmati gudeg tugu, yang gak jauh dari Tugu Jogja ini.









Matur suwun sanget kawulo aturaken dumateng sedherek Albertus Cahyo U. kagem foto-fotonipun.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar