Gunung Papandayan


Naik gunung, pecinta alam, mendaki apapun istilahnya belum pernah q jalani selama ini. Tapi keinginan untuk naik gunung udah terbesit sejak SMA, tapi dulu di SMA tidak ada ekstrakulikuler untuk pecinta alam. Tapi keinginan untuk naik gunung tak pernah hilang sampe q lulus SMA. Mungkin asalnya dari gunung jadi keinginan naik gunung sangat kuat, padahal orang sering bilang "udah dari gunung kok naik gunung lagi....."
Setelah q merantau ke Tangerang untuk bekerja, q bertemu dengan salah satu orang yang sudah jam terbang naik gunung tinggi. Bung Dedy Dj'Rock dia menamakan dirinya. Kami bertemu saat nonton acara Metal di Bulungan. Dari obrolan kecil itu kami akhirnya memutuskan untuk mencoba naik Gunung Papandayan, yang katanya oke buat pemula seperti q.
Gunung Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut.

16 November 2012 kami berangkat dari Tangerang. Q jg mengajak temankku SMA A. Cahyo. Kami berangkat jam 11 dari pasar Tananh Tinggi Tangerang, kami menumpang Truck Sayur jurusan Cikajang turun di Cisurupan. selain lebih irit (Maklum sering kena serangan Kangker/Kantong Kering) juga lebih seru dan ada kesan tersendiri dari pada duduk nyaman di kursi bus AC. 
Kami tiba di Cisurupan pintu Gerbang G. Papandaya pukul 5 pagi. Langsung sambung naik mobil losbak/pick up untuk menyambung dari pintu gerbang ke tempat pendaftaran, Memang lumayan cukup jauh.

Setelah kami mendaftar, kami istirahat dulu sambil ngopi2 di warung emak yang selalu ramah. kami cukup lama di warung emak untuk sekedar bercengkerama sambil mempersiapkan tenaga kami. Mungkin G. Papandayan ini cukup Favourite di kalangan pendaki, karena tidak sedikit animo pendaki.


Karena waktu semakin siang, kami mulai melangkahkan kaki kami. Wah di awal perjalanan kami sudah di sambut oleh kawah yang tak begitu besar. Ya memang aneh kawah di G. Papandayan memang berada di bawah puncak gunung itu sendiri. Kami sangat beruntung, waktu kami naik udaranya sangat cerah jadi kami bisa sambil menikmati pemandangan di sekitar gunung.
Dari kiri ke kanan (Dedy Dj'Rock/LP/Kubil, A. Cahyo,  Saya/Boxer)
 


Anda jangan kaget jika pas naik G. Papandayan akan sedikit terganggu dengan kendaraan yang berlalu-lalang, karena gunung itu juga salah satu jalan yang menghubungkan ke dua desa. Paling kebanyakan orang pd Nyangkem "Udah jauh-jauh naik Gunung kok masih denger suara mesin motor".........

Kami melewati jalan lain utuk sampai ke atas, kami melewati padang rumput. Dan tidak salah sebuah padang rumput yang hijau dan wahhhhh.............






Kami juga memnukan air terjun kecil.



Setelah kami puas mengambil gambar, kami langsung melanjutkan perjalanan. Sesampai di Pondok Salada spot dimana kami mendirikan tenda, kami sangat lega akhirnya kami bisa makan juga......hehehe. Setelah tenda berdiri kami pun memasak air untuk bikin kopi dan makan malam. Kami juga bertemu dengan Egot Rimbawan, salah satu dedengkot di garut, tendanya juga tidak jauh dari tenda kami. Sambil menikamti dinginnya udara, seteguk kopi dan rokok kretek, kami bercengkrama dengan Bung Egot Rimbawan. Dia banyak menceritakan pengalamannya dulu. Disini tak usah takut kehabisan air, karena di bawah tempat Camp ada selang warga yang khusus di sediakan buat para pendaki.


Dari kiri ke kanan ( Egot Rimbawan, A. Cahyo, Dedy Dj'Rock/LP/Kubil, Saya/Boxer)
 Tak lupa api unggun buat penghangat di malam hari juga pengusir binatang buas.




Embun pagi sudah menyambut kami. setelah ngopi kami jalan-jalan sambil bernarsis ria......
Ternyata dibelakang tenda kami hamparan edelweis sudah menyambut kami.










Setelah puas berfoto dan menikmati kopi, kami langsung menuju Padang Edelweis Tegal Alun. Sebelum sampai tegal alun kami melewati hutan mati, yang tinggal hanya batang kayu kering dan rantinggnya saja. 
Setelah kira-kira 1,5 jam perjalanan kami tiba di Tegal ALun. Memang benar-benar indah, apalagi untuk q yang baru pertama kali melihat Edelweis dialam bebas.....












Waaahhhh.......... benar-benar menakjubkan, ini seperti perkebunan Edelweis, berhektar-hektar tanah hanya di tumbuhi pohon edelweis dengan bunganya yang abadi. Sebernanya disini juga bisa buat ngeCamp, tapi katanya sangat berbahaya karena masih banyak terdapat Babi hutannya........


 Salute, dimanapun tetap mendekatkan diri kepada yang Kuasa adalah utama


Setelah kami puas mengambil foto-foto dan memanjakan mata, kami pun turun dan masak untuk makan siang, sambil beres-beres untuk persiapan turun. Cukup serasa waktu berputar begitu cepat, hari sudah menunjukkan pukul 11 siang. kami pun mulai turun dengan membawa sejuta kenangan indah, juga entah kapan kami pasti kembali. Untuk pulang maksimal sampai pintu gerbang cisurupan pukul 4 untuk mengejar Bus di terminal Garut..... 
Dan jangan lupa Sampah yang kalian hasilkan HARUS di bawa turun lagi. Karena kita sudah menikmati keindahannya masa kita juga yang merusakknya.


Special Matur Thanks : 
- Bung Dedy Dj'Rock/Kubil/LP yang membimbing kami.... 
- Bung A. Cahyo Utomo yang Cameranya tak pernah lepas dari tangan...

Salam Lestari...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar